Sabtu, 11 Desember 2010

bag.II BAGAIMANA HUKUM MERAYAKAN MAULID NABI.??

1. Berkata Imam Al
Hafidh Ibn Hajar Al
Asqalaniy rahimahullah :
Telah jelas dan kuat
riwayat yg sampai
padaku dari shahihain
bahwa Nabi saw datang
ke Madinah dan bertemu
dengan Yahudi yg
berpuasa hari asyura (10
Muharram), maka Rasul
saw bertanya maka
mereka berkata : “hari
ini hari
ditenggelamkannya
Fir ’aun dan Allah
menyelamatkan Musa,
maka kami berpuasa
sebagai tanda syukur
pada Allah swt, maka
bersabda Rasul saw :
“ kita lebih berhak atas
Musa as dari kalian”,
maka diambillah darinya
perbuatan bersyukur atas
anugerah yg diberikan
pada suatu hari tertentu
setiap tahunnya, dan
syukur kepada Allah bisa
didapatkan dg pelbagai
cara, seperti sujud
syukur, puasa, shadaqah,
membaca Alqur ’an, maka
nikmat apalagi yg
melebihi kebangkitan
Nabi ini?, telah berfirman
Allah swt “SUNGGUH
ALLAH TELAH
MEMBERIKAN ANUGERAH
PADA ORANG ORANG
MUKMININ KETIKA
DIBANGKITKANNYA
RASUL DARI MEREKA ” (QS
Al Imran 164) 2. Pendapat
Imam Al Hafidh Jalaluddin
Assuyuthi rahimahullah :
Telah jelas padaku bahwa
telah muncul riwayat
Baihaqi bahwa Rasul saw
ber akikah untuk dirinya
setelah beliau saw
menjadi Nabi
(Ahaditsulmukhtarah
hadis no.1832 dg sanad
shahih dan Sunan Imam
Baihaqi Alkubra Juz 9
hal.300), dan telah
diriwayatkan bahwa
telah ber Akikah
untuknya kakeknya
Abdulmuttalib saat usia
beliau saw 7 tahun, dan
akikah tak mungkin
diperbuat dua kali, maka
jelaslah bahwa akikah
beliau saw yg kedua atas
dirinya adalah sebagai
tanda syukur beliau saw
kepada Allah swt yg telah
membangkitkan beliau
saw sebagai Rahmatan
lil ’aalamiin dan
membawa Syariah utk
ummatnya, maka
sebaiknya bagi kita juga
untuk menunjukkan
tasyakkuran dengan
Maulid beliau saw dengan
mengumpulkan teman
teman dan saudara
saudara, menjamu dg
makanan makanan dan
yg serupa itu untuk
mendekatkan diri kepada
Allah dan kebahagiaan.
bahkan Imam Assuyuthiy
mengarang sebuah buku
khusus mengenai
perayaan maulid dengan
nama : “Husnulmaqshad
fii ‘amalilmaulid”. 3.
Pendapat Imam Al hafidh
Abu Syaamah
rahimahullah (Guru imam
Nawawi) : Merupakan
Bid ’ah hasanah yg mulia
dizaman kita ini adalah
perbuatan yg diperbuat
setiap tahunnya di hari
kelahiran Rasul saw
dengan banyak
bersedekah, dan
kegembiraan, menjamu
para fuqara, seraya
menjadikan hal itu
memuliakan Rasul saw
dan membangkitkan rasa
cinta pada beliau saw,
dan bersyukur kepada
Allah dg kelahiran Nabi
saw. 4. Pendapat Imamul
Qurra ’ Alhafidh
Syamsuddin Aljazriy
rahimahullah dalam
kitabnya ‘Urif bitta’rif
Maulidissyariif : Telah
diriwayatkan Abu Lahab
diperlihatkan dalam
mimpi dan ditanya apa
keadaanmu?, ia
menjawab : “di neraka,
tapi aku mendapat
keringanan setiap malam
senin, itu semua sebab
aku membebaskan
budakku Tsuwaibah demi
kegembiraanku atas
kelahiran Nabi (saw) dan
karena Tsuwaibah
menyusuinya (saw)
” (shahih Bukhari). maka
apabila Abu Lahab Kafir
yg Alqur ’an turun
mengatakannya di
neraka mendapat
keringanan sebab ia
gembira dengan
kelahiran Nabi saw, maka
bagaimana dg muslim
ummat Muhammad saw
yg gembira atas
kelahiran Nabi saw?,
maka demi usiaku,
sungguh balasan dari
Tuhan Yang Maha
Pemurah sungguh
sungguh ia akan
dimasukkan ke sorga
kenikmatan Nya dengan
sebab anugerah Nya. 5.
Pendapat Imam Al Hafidh
Syamsuddin bin
Nashiruddin Addimasyqiy
dalam kitabnya
Mauridusshaadiy fii
maulidil Haadiy : Serupa
dg ucapan Imamul Qurra ’
Alhafidh Syamsuddin
Aljuzri, yaitu menukil
hadits Abu Lahab 6.
Pendapat Imam Al Hafidh
Assakhawiy dalam kitab
Sirah Al Halabiyah
berkata ”tidak
dilaksanakan maulid oleh
salaf hingga abad ke tiga,
tapi dilaksanakan
setelahnya, dan tetap
melaksanakannya umat
islam di seluruh pelosok
dunia dan bersedekah pd
malamnya dg berbagai
macam sedekah dan
memperhatikan
pembacaan maulid, dan
berlimpah terhadap
mereka keberkahan yg
sangat besar ”. 7. Imam Al
hafidh Ibn Abidin
rahimahullah dalam
syarahnya maulid ibn
hajar berkata :
” ketahuilah salah satu
bid’ah hasanah adalah
pelaksanaan maulid di
bulan kelahiran nabi saw”
8. Imam Al Hafidh Ibnul
Jauzi rahimahullah
dengan karangan
maulidnya yg terkenal ”al
aruus” juga beliau
berkata tentang
pembacaan maulid,
” Sesungguhnya membawa
keselamatan tahun itu,
dan berita gembira dg
tercapai semua maksud
dan keinginan bagi siapa
yg membacanya serta
merayakannya ”. 9. Imam
Al Hafidh Al Qasthalaniy
rahimahullah dalam
kitabnya Al
Mawahibulladunniyyah
juz 1 hal 148 cetakan al
maktab al islami berkata:
”Maka Allah akan
menurukan rahmat Nya
kpd orang yg menjadikan
hari kelahiran Nabi saw
sebagai hari besar ”. 10.
Imam Al hafidh Al
Muhaddis Abulkhattab
Umar bin Ali bin
Muhammad yg terkenal
dg Ibn Dihyah alkalbi dg
karangan maulidnya yg
bernama ”Attanwir fi
maulid basyir an nadzir”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar